DAN TETE' AYAHPUN DIKENYOT ALYA
TERKADANG aku merasa, ayah terlihat agak berlebihan dalam berekspresi. Yang bikin aku dan ibu kesal tapi geli, ayah senantiasa mengidentikkan dirinya sebagai Ade Rai Binaragawan terkemuka Indonesia yang kekar dan atletis itu. Meski dengan bentuk badan yang sungguh sangat tidak simetris, tanpa sepotong pakaian menempel dibadan (tapi pake celana dong tentunya!) berkeliaran didalam rumah sambil berusaha sekuat tenaga memamerkan otot bisep dan trisepnya dihadapanku, yang mana--malangnya, malah justru menonjolkan lemak diperut buncitnya. Ibu hanya memandang ayahku dengan iba dan sedetik kemudian terkikik geli melihat kelakuan babenya Rizky dan Alya yang begitu melodramatis tapi kocak. Kalau sudah begitu, ayah dengan cueknya balas mengejek ibu dengan meng-geal-geolkan pantatnya seperti goyang ngebor Inul.
Udara di Cikarang memang panas dan itu senantiasa jadi alasan pembenaran bagi ayahku untuk memilih bertelanjang-dada ria didalam rumah. Termasuk pula ketika menggendong Alya di hari Minggu, 16 Januari 2005. Maka terjadilah “musibah” yang menghebohkan itu. “WADAWWWW!!”, jerit ayah kesakitan. Ibu yang sedang asyik memotong kukuku di teras depan datang tergopoh-gopoh.
“Kenapa ? Kenapa ?”, Tanya Ibu panik. Aku ikut menyusul dibelakang beliau.
Ayah menjawab sambil meringis,
“Tete’ ku dikenyot Alya !”, sahut ayah prihatin seraya meletakkan adikku Alya di box bayinya.
“Haaahhh ?”, ibu mendelik tak percaya. Beliau langsung memeriksa Tete’ (mungkin payudada kali yee..soalnya ayahku kan’ laki-laki ? hehehe..Masa’ mesti Payudara ?) ayah dan beberapa detik kemudian meledaklah tawa ibu.
Ayah mesam-mesem.
“Kalo tete’ dikenyot sih nggak apa-apa, tapi rambut tipis di sekeliling tete’ku yang dikenyot dan lantas ditarik Alya itu yang bikin sakit. Tuuh..lihat sampai merah-merah kan’ ?. Lain kali kalo nyuruh aku gendong Alya, mestinya kamu kasih susu dulu dong!. Masa’ tete’ku jadi korban gini ?”, kata ayah menjelaskan insiden tadi sekaligus memamerkan sisa “kenyotan” Alya di tete’nya. pada ibu. Sambil tetap menahan tawa sekaligus wujud solidaritas, ibu melihat kembali dan tampaklah sejumlah helai rambut yang dulunya bertengger rapi disekeliling tete’ ayah tercerabut dari akarnya. Ibu tidak menjawab malah lalu ngeloyor masuk kamar.
“Eits..eits..mau kemana ?” Tanya ayah.
Tak lama kemudian ibu muncul dari kamar sambil membawa satu pasang breast-pad (busa penahan ASI di BH) miliknya sambil menyodorkannya ke Ayah.
“Apaan nih ?”, ayah keheranan
“Gendong lagi si Alya dan pake ini di tete’, Dijamin nggak bakal dikenyot Alya lagi deh”, balas ibu santai.
Ayah melongo. Nampaknya beliau shock juga disodori perabotan aneh itu.
“Cara pakenya gimana ?”, ujar ayah bingung
“Ya..Breast Pad ini ditempelin kedalam BH”
“Lha, berarti saya mesti pake BH dong !”
“Yaaaa…begitulah..”, sahut ibu masih dengan sangat santainya.
Ayah bingung sambil garuk-garuk kepala.
“Keciaaaaan deh lu,” kata ibu sambil kabur menggendongku ke teras depan seraya tertawa terpingkal-pingkal.