ULTAH KEDUA DAN AQIQAH ADIKKU
MERIAH benar rumah kami hari ini, Kamis,25 November 2004. Bapu (sebutan kakek ala bahasa Gorontalo) dan Oma dari Makassar yang datang 2 hari yang lalu, dengan bersemangat mendekor ruang keluarga rumah kami menjadi ajang acara ulang tahun yang kedua yang dirangkaikan dengan Aqiqah adikku tercinta Alya Dwi Astari. Mbahku dari Yogya (minus kakek yang lagi sibuk panen jagung disana) sudah tiba berada dirumah kami sejak seminggu yang lalu. Sehari sebelumnya, ayah telah memesan serta menyaksikan penyembelihan satu kambing, sekalian dengan pengolahannya menjadi sate dan gulai di Sate Haji Thohir Pasar Minggu, tempat yang sama ketika ayah memesan kambing saat aqiqahanku 2 tahun yang lalu. Selain sudah terjamin kelezatannya, juga karena jika memesan di tempat tersebut, ayah bisa langsung menyaksikan penyembelihan kambingnya--hal yang sama tidak didapatkan bila memesan kambing di Cikarang. Ayah juga telah membeli Orange Tart yang begitu eksotis untuk dihias sebagai Kue Ulang Tahunku yang kedua di Holland Bakery-Pasar Minggu sesaat sebelum kembali kerumah setelah menyaksikan penyembelihan kambing.
Aku sedang meniup Tart Ulang Tahunku didampingi ayah dan ibu
Aku menatap ruang keluarga kami yang sudah dihiasi balon, kertas krep warna-warni serta tulisan "Happy Birthday" dengan mata berbinar. Bude Surat, Pak De Saman, Pak De Sukar, Pak De Kandar, Bu de Tuti, Om Dion, Tante Ida, Om Adi, Tante Hani (tetangga), Bapu, Oma dan Mbah terlihat begitu sibuk terjun dalam hiruk pikuk persiapan acara aqiqah adikku dan sekaligus peringatan Ulang Tahunku yang kedua. 50 buah Paket Hantaran yang terdiri dari Nasi, Telor Rebus, Kentang Goreng Sambal, Urap, Pisang, Segelas Aqua, Sate Kambing 5 tusuk dan sebungkus gulai tengah disiapkan plus "bonus" kue bolu, emping, dadar gulung , dan Cara' Isi ala Gorontalo buatan Oma. Sambil menggendong adikku Alya, Ibu tampak terlihat sibuk mondar-mandir mengecek kalau-kalau ada yang kurang. Aku juga ikut-ikutan sibuk membantu namun langsung dicegah oleh Om Adi sebagai tindakan preventif dari keisengan tanganku, yang kemudian membawaku bermain-main diluar. Tampak langit begitu mendung hari itu. Awan hitam menggelayut dan kilat menyambar-nyambar diatas sana. Terbayang dimataku hujan lebat sebentar lagi akan tiba. Om Adi memelukku erat-erat dan membawaku kembali masuk ke rumah. Dan benarlah, 10 menit kemudian hujan deras mengguyur ibarat air ditumpahkan dari langit tepat Pkl.15.30.
Untunglah persiapan hantaran sudah selesai. Tampak tumpukan hantaran ditata rapi didekat meja makan diruang keluarga kami. Sesaat kemudian, ayah datang dengan menumpang taxi dari kantornya. Beliau pulang lebih cepat hari itu. Tanpa mengganti baju lebih dulu beliau langsung memeriksa kesiapan acara aqiqahan malam ini yang akan dilaksanan selepas sholat Isya sekitar Pkl.19.30 malam. Senyum puas tersungging di wajahnya. "Rizky mandi!. Acara Ulang Tahun kita mulai seusai sholat Maghrib," kata ayah kepadaku. Maka demikianlah, acara gebyar-gebyur dikamar mandi bersama ayah dimulai. Mengingat situasi tidak mengizinkan, shower andalan ayah diistirahatkan dulu dan aku mandi dengan air hangat bersama ayah.
Bapu memotong rambut adikku Alya dalam prosesi Aqiqahnya
Selepas Maghrib, prosesi acara ulang tahunku yang kedua dimulai. Bertepatan dengan hari ini pula, Oma kebetulan juga berulang tahun yang ke-63. Segenap keluarga berkumpul dan ditengah-tengah, diatas meja, Orange Tart beserta 2 buah lilin kecil ditempatkan. Bapu membuka acara sekaligus memanjatkan doa yang segera di-amini bersama sebagai rasa syukur tak terhingga atas Ulang Tahunku yang kedua dan ultah Oma yang ke-63, dengan khidmat dan sakral. Setelah itu, aku diminta ayah untuk meniup lilin ulang tahun dan segera setelah lilin padam, bergemalah dengan riuh lagu Selamat Ulang Tahun dalam ruang keluarga kami. Aku sangat bahagia saat itu, meski tidak merayakannya bersama-sama rekan-rekanku yang seumur. Karena acara aqiqahan adikku kian dekat, acara potong kue Ultah ditunda dahulu. Diluar hujan mulai mereda, tapi gerimis masih turun.
Foto kami (dari kiri ke kanan):Oma, Aku dan Ayah, Ibu dan Alya, Bapu seusai acara Aqiqah Adik Alya dan Perayaan Ultah keduaku
Pak Ustadz Haji Suhadi sudah datang lebih awal kemudian menyusul tetangga-tetangga kami serta rekan-rekan ayah. Tamu yang hadir di acara aqiqah adikku sekitar 35 orang. Tepat Pkl.19.40 acara dibuka oleh ayah yang menyampaikan pidato sambutan. Tak lama kemudian terdengar suara menggelegar Ustadz H.Suhadi melantunkan lafal ayat-ayat suci Al Qur'an, Ceramah Singkat dan akhirnya Marhabanan. Seluruh tamu berdiri tatkala ibu yang menggendong adik Alya yang mengenakan busana tradisional ala Gorontalo yang dibawa Opa dan didampingi ayah yang membawa nampan berisi batok kelapa kuning gading dan gunting jalan berkeliling. Ustadz H.Suhadi mengawali pemotongan rambut adikku dan disusul oleh Bapu serta sesepuh di sekitar rumah kami. Aku melihat prosesi tersebut dengan khidmat sambil digendong Om Adi. Setelah selesai semuanya, adikku ditidurkan diatas bantal beralas sajadah didepan Ustadz Suhadi yang kemudian mengumandangkan azan dan Iqamat ditelinga adikku. Aku heran, dengan suara azan Pak Ustadz yang demikian keras (kira-kira hingga 2000 PMPO, kali ya..), adikku tetap tertidur pulas. Setelah selesai adikku dibawa kembali oleh ibu kekamar. Acara ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ustadz H.Suhadi. Tepat Pkl. 21.30 malam, rangkaian acara selesai. Sambil menggendongku, Ayah mengantar tamu-tamunya hingga ke gerbang pagar rumah. Senyum puas terukir di bibirnya.