SELAMAT DATANG KE DUNIA ADIKKU, ALYA DWI ASTARI GOBEL
“ASTAGA, Rizky bangun !”, pekik Bu De Surat dengan nafas tertahan. Pukul 24.55 subuh tanggal 10 November 2004 (27 Ramadhan 1425 H), saat itu. Pak De Saman dan Om Dion tertegun menatap ke arahku. Kepanikan tersirat dimata mereka. Masih dalam keadaan setengah sadar, aku menjerit sekuatnya memanggil ayah dan ibu. Bu de Surat segera memelukku erat-erat bermaksud menenangkan hatiku yang gundah. Sudah sekitar 45 menit yang lalu ayah pergi mengantar ibu ke Rumah Sakit Yadika Pondok Bambu untuk dioperasi. Ini disebabkan RSB Siaga II tidak memiliki peralatan dan ruang operasi yang memadai untuk bedah Caesar. Hanya ayah sendiri beserta 2 orang perawat mengantar ibu kesana dengan menggunakan mobil Mercy Dr.Nining.
Bu De Surat berusaha membujukku yang mulai mengamuk mencari ayah dan ibu. Dengan nada setengah putus asa, Bude Surat menunjuk pintu kamar mandi dan mengatakan bahwa ayah dan ibu ada disana. Tangisku mereda. Pelan-pelan aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi. Om Dion berusaha mencegahku tapi Bu De Surat memberi isyarat kearahnya untuk membiarkan aku kesitu. Tiba didepan pintu kamar mandi aku langsung menggedor sekeras-kerasnya seraya berseru memanggil ayah dan ibu. Bude Surat, Pakde Saman, Om Dion dan Tante Ida menatapku dengan iba. Karena tidak juga mendapat jawaban, aku segera duduk tepat didepan pintu kamar mandi,dengan pelupuk mata basah, menunggu ayah dan ibuku keluar dari sana. Tiba-tiba handphone Pak De Saman berdering kencang. Pkl.01.15 subuh saat itu. Pak De Saman mengangkat telepon dan ternyata itu telepon dari ayah yang mengabarkan bahwa Adik perempuanku telah lahir kedunia Pkl.01.05 tadi dengan berat 3,550 kg dan panjang 49 cm. Ucapan Syukur segera membahana di ruang kamar kami. Aku hanya memandang tak mengerti kepada mereka semua. “Kamu sudah punya adik baru Rizky,” kata Bu De Surat seraya mengelus rambutku. Aku tidak menjawab, mendadak kantuk menyerangku lagi. Aku menguap dan segera naik lagi ketempat tidur. Tak berapa lama kemudian, akupun pulas tertidur lagi.
Foto Adikku yang menggemaskan, Alya Dwi Astari Gobel
Aku kembali terbangun saat mencium aroma tubuh ibuku yang khas disampingku. Jam menunjukkan pukul 03.30 pagi saat itu. Ibu masih tertidur dalam pengaruh bius operasi, di tangan kanannya selang infus tertancap. “Selamat pagi Mas Rizky,” ayah menyapaku sambil menggendong dan menciumku. Matanya terlihat sangat letih karena tidak tidur semalaman, namun senyum terus terukir dibibirnya. Beliau lalu mengajakku makan sahur bareng bersamanya. “Kamu sudah jadi kakak dari adikmu yang cantik, Alya Dwi Astari Gobel,”kata ayah sembari mengangsurkan segelas the manis hangat ke mulutku. Aku tertegun sejenak dan bergumam kecil “ Ya, Aku sudah jadi kakak sekarang”