THAT'S MY BOY!!
Ini dia "Preman Cikarang", ayo siapa berani!!
"Jadi laki-laki memang tidak mudah, Nak", kata ayahku sembari mengoleskan minyak gosok ke keningku yang benjol setelah ditonjok pakai gembok besi oleh Faiz tetangga rumah yang seumur denganku. Sore tadi, setelah rebutan mainan, Faiz memukul keningku dengan gembok rumahnya. Keningku memang agak memar namun setelah ayah mengoleskan minyak gosok jadi sedikit berkurang. Sebenarnya tidak terlalu parah, tapi ibu dengan cemas begitu memperhatikan keadaanku.
"Nggak apa-apa koq,"kata ayahku menghibur ibu. "Anak laki-laki memang biasa kalau berantem, kayak bapaknya dulu waktu kecil".
Ayah kemudian mengusap kepalaku pelan sambil menatapku tajam,"Tapi jangan mau kalah dong!". Ibu melotot ke arah ayahku.
"Zaman Rizky sudah berbeda dengan zamanmu dulu !", kata ibu ketus.
Ayah tertawa renyah.
"Ya, tapi itu tidak berarti bahwa dia mesti jadi pecundang dong!", sahut ayahku enteng kemudian meraih handuk lalu menuju ke kamar mandi.
Keesokan harinya, saat bermain bersama Faiz dan ia berusaha merebut mainan mobil-mobilanku, aku segera memukul wajahnya lantas mendorongnya ke tanah. Iapun menangis sejadi-jadinya. Ibu Faiz dan ibuku yang sedang asyik mengobrol terkejut kemudian datang melerai kami berdua. Ibu kemudian merangkulku dan mengajak bersalaman untuk berdamai dengan Faiz. Sore harinya ibu menceritakan hal ini pada ayah. Mau tahu apa tanggapannya ?. "So, that's my Boy!!", serunya lantang sembari mengacungkan jempolnya.