PECEL LELE YANG BIKIN HATIKU MELELEH
PECEL LELE adalah makanan favoritku. Aku lupa sejak kapan menyukai masakan yang membuat ayahku alergi berat itu tapi membuat hatiku meleleh itu. Yang jelas, setidaknya tiga kali seminggu menu makan malamku harus Pecel Lele yang dibeli dari warung langgananku didepan toko-76, sekitar 50 meter dari rumah. Biasanya, Mbak Ida Dora yang sering menemaniku membeli santapan favoritku itu, setelah ayah tiba dari kantor sekitar pkl.19.00 malam (sekalian minta ongkos…)
Sebagai langganan setia, penjual pecel lele seorang pria, yang berpenampilan kemayu dan lemah gemulai langsung menyapaku ramah.
“Ai..ai..ai..Mas Rizky mau beli Pecel Ley-ley lagi yaa..,” kata sang penjual sambil mencubit pipiku gemas.
“Pecel Lele,” sahutku mengoreksi. Mbak Ida Dora terkikik geli.
“Iyaa..Pecel Ley-ley,” tukas sang penjual seraya meleletkan lidah dengan genit saat mengucapkan kata terakhir.
Aku mendelik geram. Sang Penjual tersenyum manja lalu dengan pantat bergeal-geol, ia menuju ember tempat meletakkan ikan lele yang masih hidup.
“Okey, Mas Rizky, sabar ya. Ley-leynya mau digarap dulu baru digoreng, Silakan duduk deh,” kata sang penjual sambil menyodorkan kursi plastik kepadaku. Pesananku sudah standar : Ikan Lele goreng tanpa sambal. Dengan cekatan ia segera “menggarap” ikan lele yang malang itu hingga akhirnya membenamkannya di wajan penggorengan. Keringat mengucur dari dahi dan secara dramatis menghapus make-up noraknya dipipi..
Sepuluh menit kemudian hidangan sudah siap.
“Naaahh..Mas Rizky, pecel ley-leynya sudah siap. Uhhhmmm…dijamin zzeddaap!,” ujar sang penjual kemayu sambil menyodorkan dua ekor lele yang sudah garing digoreng.
“Lho, koq dua ? Kita kan’ pesannya cuma satu ?,” tanya Mbak Ida Dora heran.
Sang penjual tidak menjawab. Ia lalu mencubit hidungku lagi dengan gemas. Aku mengaduh kesakitan.
“Untuk Mas Rizky, spesial booo..!. Pesan satu dapat dua!. Asal kalo beli kesini jangan sama bapaknya aja. Iiiihh…! Amit-amit deh ih!. Galaaaak ammmiirr..,! Masa’ nyubit pipi Mas Rizky aja nggak dibolehin. Dassar, sok ganteng!,” cerocos si penjual sambil menyerahkan bungkusan pecel lele kepada Mbak Ida Dora yang langsung meledak tawanya.
“Emang kalo bapaknya Rizky yang beli Cuma dikasih satu ya ?,” tanya Mbak Ida Dora iseng.
“Habis galak banget sih jadi orang. Pesan satu ya..dapat satu,” sahut sang penjual pecel lele sambil tersenyum.
Aku bersorak girang dalam hati. Dan berjanji, jika beli pecel lele lagi kesana, sama mbak Ida Dora saja. Kalau sama ayahku, bisa-bisa nggak dapat bonus niih..! hehehehe.
Catatan: