MEJENG BERSAMA DALAM RANGKA HARI KELUARGA
SABTU pagi yang cerah, 2 Juli 2005, ayah mengajak kami sekeluarga jalan-jalan ke Mall Lippo Cikarang. Instruksinya sangat jelas dan lugas: "Kita foto bersama dalam rangka Hari Keluarga Indonesia, 29 Juni 2005". Aku langsung menyambut antusias ajakan ayah, apalagi ada iming-iming main mobil-mobilan di Timezone.
Maka demikianlah, setelah mandi dan berdandan rapi, ibu dan ayah sibuk mendandani aku dan Dik Alya dalam rangka mejeng keren di studio foto Mall Lippo Cikarang. Sebagai wujud nasionalisme yang kental, ibu memilih corak dan tema "merah-putih" pada penampilan kami hari ini. Aku hanya bisa diam ditaburi bedak di wajah oleh ibu untuk memanipulasi kulit hitam manisku. Ayahpun demikian. Dengan sangat demonstratif dan semangat '45, ibu mempermak ayahku yang juga pasrah (meski tak rela) didandani ibarat artis lenong mau naik pentas.
Tepat Pkl.10.00 pagi, taksi Blue-Bird yang dipesan ayah di pangkalannya dipinggir Kalimalang, datang. Kami sengaja mengambil taksi, supaya dandanan yang "keren-abis" itu tidak sia-sia luntur kena keringat lantaran naik angkot ditengah-tengah sinar mentari yang terik membakar Cikarang. Aku langsung mengambil tempat duduk paling depan disamping supir. Ayah geleng-geleng kepala melihat tingkah atraktifku itu. Beliau pun langsung mengambil tempat yang sama denganku dan ibu serta adik Alya duduk dibelakang. 20 menit kemudian, sampailah taksi kami di Mall Lippo Cikarang.
Ketika taksi dibuka, aku langsung berlari riang, menuju lantai-2. Tempat wahana Timezone berada. Dengan gesit Ayah langsung menangkap dan menggendongku.
"Kita foto dulu, Nak. Baru ke Timezone," kata ayah mengingatkan. Aku meronta-ronta dalam pelukan ayah.
Dengan susah payah kami pun sampai di studio foto di mall tersebut dekat Matahari Departement Store. Sang juru foto lalu mempersilakan kami masuk keruang foto, memperbaiki dandanan serta memilih latar belakang foto. Aku masih tetap ingin ke Timezone dan ogah berfoto. Sampai kemudian, ayah melotot marah kepadaku yang kemudian membuatku ketakutan.
Setelah semua siap, kami dipersilahkan duduk di kursi yang disediakan dengan latar belakang pilihan ibuku yang romantis : bunga mekar ditaman. Sang Juru foto mengambil foto kami dengan kamera digitalnya sebanyak 3 shoot. Hasilnya lumayan bagus, namun sayang mataku tetap mengerling ke pintu keluar karena tak sabar ingin main mobil-mobilan di Timezone.
Kami mesti menunggu kurang lebih 15 menit, karena hasil foto terbaik akan "dipermak" dulu lebih baik dengan program manipulasi komputer Adobe Photoshop. Kami melewatkan waktu bermain Timezone dulu, belanja serta makan siang lalu kembali ke studio foto tadi.
Sekitar 2 jam kemudian kami kembali dan melihat hasilnya. Ayah dan ibu tersenyum puas memandang foto bersama tersebut yang telah diberi bingkai plus CD copy 3 gambar kami.
"Coba lihat tuh Rizky wajah ayahmu, persis Pak Presiden SBY lagi mesam-mesem," gurau ayah dengan Pe-De. Sang Juru foto tertawa berderai dan ibu mencibir seraya mencubit pinggang ayah yang kumat penyakit genitnya.