TELKOM FLEXI HOME RUMAH KAMI
KEMARIN pagi, Pak Anton, seorang sales representative Telkom Flexi Home Bekasi mendatangi rumah kami setelah sehari sebelumnya beliau datang mempresentasikan produknya kepada ayah dan ibu. Sudah sejak Mei 2004, ayah sudah mengajukan aplikasi pemasangan telepon baru di Telkom Cikarang, namun sayangnya belum ada jaringan yang masuk di lingkungan sekitar perumahan kami.
Dari penjelasan Pak Anton, tampaknya Telkom lebih berkonsentrasi memasarkan telepon berbasis wireless karena biaya infrastruktur telepon kabel relatif lebih mahal. Dengan demikian, Telkom Flexi Home menjadi produk andalan untuk perumahan.
Sebenarnya, untuk soal komunikasi, ayah dan ibu sudah memiliki masing-masing satu buah handphone berbasis GSM. Namun tampaknya, biaya percakapan menjadi kendala. Bagi ayahku, dengan biaya pembayaran handphone dibayar oleh kantor, mungkin saja tidak menjadi masalah besar. Namun buat ibuku, yang selalu bergantung pada ketersediaan sisa pulsa yang dibeli dari Voucher isi ulang menjadi masalah besar. Apalagi, aku juga terkadang ikut-ikutan "gatal" ingin menelepon ayah dikantor. Yang menjadi masalah lain adalah, keluarga dan handai-tolan agak segan (atau malas?) menelepon baik ke handphone ayah maupun handphone ibu dengan memperhatikan biaya roaming atau airtimenya yang lumayan mencekik.
Melalui Telkom Flexi Home, kendala yang ada bisa ditepis. Apalagi tarif percakapannya sama dengan telepon rumah jaringan kabel biasa. Akhirnya, kemarin, dipasang TelkomFlexiHome dirumah kami. Untuk menambah kekuatan sinyal (agar lebih mudah dan cepat mengakses internet), ayah membeli pula seperangkat antena yang dihubungkan langsung via telepon.
Ibu dan ayah langsung menjajal kehandalan telepon tersebut dengan mengontak Bapu dan Oma di Makassar serta Om Ahmad di Yogya.
"Waahh..lumayan bagus lho. Suaranya jernih," kata ibu antusias. Ayah manggut-manggut.
Aku ikut gembira. Dan langsung mencoba meraih gagang telepon yang dipegang ibu.
"Hallooo..Bapu, apa kabar ?," sapaku riang pada Bapu di Makassar.