MISSION : IMPOSSIBLE (COCKROACH ELIMINATION)
MASALAH kecoak, sudah menjadi sebuah bahaya laten dirumah kami. Terutama dikamar tidur yang pernah dengan sangat atraktif tanpa permisi, seekor kecoak nekad melewati perut ibuku dan lebih sadis lagi berlenggak-lenggok melewati hidung ayahku yang sedang pulas tertidur. Akibatnya sungguh heboh, ayah terbangun dan langsung memamerkan gaya pendekar Wiro Sableng (yang pake acara garuk-garuk sana-sini). Rupanya waktu itu ayah baru saja bermimpi menjadi pendekar kapak naga geni 212 dan bertarung hebat dengan kera sakti Hanoman. Beliau rupanya mengira, ekor sang kera telah dengan sangat tega mengorek-ngorek hidungnya. Saat mengetahui bahwa itu ternyata ulah kecoak, tanpa berfikir panjang ayahpun beraksi mengejar sang kecoak dengan sapu lidi. Tak ayal lagi, kehebohan luar biasa pun terjadi di kamar tidur kami : pukul 02.00 dini hari.
Dengan memperhatikan kecemasan ibuku yang begitu protektif kepada kedua anaknya yang imut dan lucu serta kejadian diatas, maka ayahpun bersiap-siap melakukan sebuah misi penyelamatan yang sungguh mulia: Pembasmian Kecoak. Sebagai panglima sekaligus eksekutor, ayah melakukan briefing singkat dengan stafnya Mbak Ida Dora dengan sejumlah uraian strategi dari ibuku yang bertindak sebagai penasehat perang. Target utama adalah pembasmian kecoak dikamar tidur sebagai area paling krusial dan sangat mengancam stabilitas rumah tangga.
Malam itu selepas isya, Jum'at 16 September 2005, ayah (tentu saja dengan kostum kebesaran kulit hitam legamnya sendiri) sudah bersiap-siap dengan sapu lidi ditangan kanan sementara Mbak Ida Dora standby dengan sapu ijuk dan kain pel. Aku, Alya dan ibu menonton dari pintu kamar. Dengan sangat perkasa ayah lalu membalik ke atas ranjang spring bed kami dan mulai mencari kecoak. Mula-mula kecoak belum nongol,mungkin mereka sudah memasang "pre-alert" jika ada yang mengusik mereka masih sempat ngumpet. Ayah makin penasaran dan beringas mencari hingga kesudut-sudut bawah tempat tidur. Dan ketemu 2 ekor!!. Ayah langsung mengejar keduanya dengan teriakan membahana seperti menyongsong musuh(mungkin seperti teriakan Mel Gibson di film "Brave Heart").
Aku dan Alya jadi tertawa terpingkal-pingkal saat melihat ayahku dengan semangat'45 mengejar kecoak sampai jatuh terpeleset. Dua ekor kecoak yang malang itu akhirnya dibasmi dengan sukses oleh ayah yang kemudian dengan senyum penuh kemenangan memamerkan keduanya yang udah "keblinger" kena hantam sapu lidi ayah. Mbak Ida Dora lalu menyapu keduanya dan membuang ke tempat sampah. Aksi pembersihan diulangi lagi, sampai akhirnya ketemu satu ekor kecoak yang dengan penuh kepasrahan justru datang menyongsong kematiannya kearah ayahku yang sudah siap menghunus sapu lidi plus seringai ganasnya. Tanpa ampun si kecoak ikut 'keblinger" mengikuti jejak kawan-kawannya. Aku dan Alya bertepuk tangan kegirangan. Ayah dengan bangga memamerkan otot-otot perutnya yang fenomenal atas kemenangan membasmi kecoak. Malam harinya, kamipun bisa tidur dengan tenang tanpa gangguan kecoak lagi.