DIRGAHAYU INDONESIAKU!
(Above Picture taken from here)
DIRGAHAYU INDONESIAKU!
HARI ini, tepat 60 tahun sudah usia kemerdekaan bangsaku, Indonesia. Sebuah usia yang menandai jejak panjang perjalanan penuh darah dan airmata para kusuma bangsa, hingga kita semua akhirnya menghirup udara segar kemerdekaan.
Didepan rumah kami, bendera merah putih berkibar perkasa. Terikat erat pada sebatang bambu yang terpancang kokoh didekat pintu pagar. Bendera itu telah kami pasang dua minggu sebelum peringatan Hari Kemerdekaan ini. Dan siang ini, ketika detik-detik proklamasi dikenang lewat dengung sirene, dentuman meriam dan pukulan beduk bertalu-talu, rasa haru dan juga bangga tiba-tiba menyesak dada.
SELAMAT ULANG TAHUN KE-60 NEGERIKU, DIRGAHAYU INDONESIA!
BIAR BEKAS, YANG PENTING LUNAS!
IMPIANKU dan ibuku untuk memiliki sepeda motor akhirnya terwujud juga. Om Dion, adik ibuku, kebetulan ingin menjual motor Suzuki Shogun 2002 miliknya. Dan kebetulan lagi, sisa bonus saham ayah masih ada dan mencukupi untuk membeli sepeda motor ex Om Dion itu. Oleh karena motor yang dibeli itu atas nama ibuku, maka tentu saja, secara feodal-extrim, Om Dion menerima instruksi dari ibuku dimana tidak hanya negosiasi harga yang alot (juga "kejam") tapi juga permintaan perbaikan disana-sini.
Hari Sabtu sore, 6 Agustus 2005, Om Dion membawa motornya sekaligus bertransaksi dengan kami. Seminggu sebelumnya Om Dion sudah datang kerumah dan berdiskusi panjang dengan ayah dan ibu tentang sepeda motor yang akan dibeli. Om Dion yang memang pintar merawat motornya secara atraktif menguraikan sejumlah keunggulan motornya termasuk kekuatan motor tersebut menahan berat beban tubuh kedua orang tuaku yang nyaris 2 kwintal itu.
Ayah dan Ibu memperhatikan secara seksama sepeda motor Om Dion tersebut sebelum melakukan proses jual beli ala "atur aja bleh!". Ayah memeriksa seluruh body dan komponen sepeda motor Om Dion termasuk pula "test-drive" bersamaku melintasi sekitar jalan Antilop V, jalan Panda dan jalan Tarum Barat dekat rumah kami. Aku duduk (dan kadang berdiri) tepat didepan ayah yang mengemudikan motor.
"Bagaimana Oke nggak ?," tanya ibuku pada ayah setelah kami kembali dari 'test-drive'.
"Lumayan bagus. Tarikannya kuat, juga kokoh. Hanya klaksonnya aja yang rusak. Jadi kalo mau minta minggir, si Rizky mesti teriak dulu," sahut ayah berkomentar sambil mengelus rambutku.
"Soal klakson, nanti minta si penjual yang perbaiki. Rizky, bagaimana pendapatmu ?," tanya ibu kepadaku.
Aku tidak menjawab, hanya mengacungkan jempol, tanda "memuaskan".
Ayah terkekeh geli dan langsung menirukan bunyi iklan obat sakit kepala terkenal yang dilontarkan pelawak Doyok : " Good..Good..Good".
Om Dion tersenyum simpul dari balik pintu ruang tamu rumah kami. Jadi juga nih bisnis, mungkin begitu pikirnya.
Tak berapa lama kemudian transaksipun berlangsung lancar. Akhirnya motor bekas (tapi lunas lho) itupun berpindah kepemilikan. Aku langsung mengajak ayah ber-sepeda motor ria kembali dijalan. Ayah juga terlihat antusias mencoba motor tersebut.
BBRRRMM...BRRMM..., suara motor menderu. Ayah memacu motor dengan kecepatan tertinggi. Rambutku berkibar-kibar ditiup angin. Aku tertawa senang ketika kami berhasil melambung 2 motor lainnya. Ayah berbisik lirih ketelingaku,"Eiitss...Shogun dilawan!".
WELCOME TO MY WORLD, TV GUSURAN !!
MINGGU pagi yang cerah, 31 Juli 2005, kami menanti dengan tak sabar kiriman TV 29" Merk TCL 2990PF dari Electronic City. Ayah sudah merapikan rak TV yang baru dan sudah memindahkan TV yang lama ke kamarku.
"Pokoknya Rizky sekarang sudah punya fasilitas TV sendiri. Bisa untuk main game atau nonton lagu anak-anak juga Teletubbies. Oke ?," kata ayah sambil mengelus rambutku. Aku mengangguk gembira. Apalagi ayah telah membelikan mainan game SEGA (sementara belum dibelikan Game Playstation karena belum cukup umur) seharga Rp 100,000,- di Plaza JB komplit dengan stick permainan dan pistol-pistolan.
Ayah lalu membantu memasang kabel-kabel penghubung dari game SEGA ke Televisi lama dan tak lama kemudian peralatan itupun siap digunakan. Dengan tak sabar, aku segera meraih pistol-pistolan dan siap bermain. Ruangan kamarkupun langsung heboh dengan suara mainan tembak-tembakan. Adik Alya juga ikut nimbrung bersamaku sambil berteriak-teriak girang. Ibu hanya geleng-geleng kepala menyaksikan ulahku.
Tepat Pkl.13.00 siang kiriman TV anyar dari Electronic City datang. Yang menggelikan, kuli-kuli bongkar datang mengerubungi mobil pick-up yang membawa TV baru kami itu. Mereka tampaknya mengira, ada yang baru saja pindah rumah dan mereka siap membantu dengan imbalan seperlunya.
Ayahku yang keluar rumah dengan mengenakan "baju kehormatannya" berupa kulit sawo matang banget plus celana pendek tentara (hadiah dari om Dion) memelototi kuli-kuli bongkar yang berjumlah 5 orang itu. Melihat tampang ayahku yang berambut cepak, berwajah sangar, serta bersosok "pejantan tambun" itu, kuli-kuli bongkar tadi seperti ketakutan dan bergegas pergi.
Petugas dari Electronic City membawa masuk TV baru kami dan memasangnya secara hati-hati di tempatnya. Aku yang selama ini hanya menikmati TV 21" memandang kagum TV 29" baru kami yang berlayar datar dan bersuara hyper-surround Nicam Stereo. Gelegar suaranya memantul dan menggema disudut-sudut ruang keluarga kami. Mbak Ida Dora tak henti-hentinya menggeleng-gelengkan kepala dengan takjub.
"Di kampung saya nggak ada TV segede ini, bu. Paling layar tancap film india," kata Mbak Ida Dora spontan. Ibu hanya tersenyum menanggapinya.
Aku tak berlama-lama berdiri didepan TV baru kami dan langsung berlari kekamar, tempat TV lama berada.
"Welcome to my world, TV gusuran," kataku lirih seraya menggapai pistol-pistolan. Dan bermain lagi. DOR! DOR! DOR!
KE SEAWORLD NI YEEE....!
SUDAH sejak lama aku bermimpi ingin ke Seaworld di Ancol. Selama ini hanya menyaksikan dengan takjub lewat iklan di Televisi atau paling banter menatap kagum pada aquarium ikan di Alfa Supermarket di Plaza JB. Hari ini, Sabtu,30 Juli 2005, semua akan menjadi nyata. Sesuai rencana yang sudah dirancang sebulan sebelumnya, kami sekeluarga ke Seaworld dan melihat secara langsung keindahan dunia bawah laut yang menakjubkan. Juga, sebagai ungkapan syukur tak terhingga atas rezeki nomplok yang diperoleh ayah berupa bonus deviden saham perusahaan. Kebetulan, supir atasan ayah Mr.Peter Fraser, Pak Jono sedang libur karena sang majikan cuti mudik ke London. Ayah meminta bantuan dan menyewa jasa Pak Jono beserta sebuah mobil Kijang LGX untuk mengantar kami sekeluarga plus Mbak Ida Dora jalan-jalan ke Seaworld dan ke Ancol. Tepat Pkl.09.30, mobil kijang kapsul berwarna silver metalik yang dikemudikan Pak Jono sudah parkir di depan rumah kami. Seluruh perlengkapan untuk piknik ke Ancol yang sudah disiapkan sejak semalam segera pindah ke mobil. Mbak Ida Dora, saking tidak PeDenya sempat tiga kali ganti baju.
Duapuluh menit kemudian, mobil yang kami tumpangi meluncur di jalan tol. Aku dan Ayah duduk di kursi depan, disamping Pak Jono sedangkan Mbak Ida Dora, Ibuku dan Dik Alya duduk dibangku belakang. Adik Alya yang sejak lahir sampai kini belum ke Jakarta, begitu gembira sampai berteriak-teriak kegirangan menyaksikan pemandangan dari balik kaca mobil. Mbak Ida Dora yang baru kali ini melakukan perjalanan jauh dengan mobil (paling jauh sampai GIANT Hypermarket di Bekasi Barat) sudah mulai mabuk darat.
"Adduh..bu, aku mulai kliyengan (pusing) iki," keluh Mbak Ida Dora dengan wajah pusat.
"Oalaah..Ida..Ida, baru sampai Jatibening aja udah pusing bagaimana kalo ke Ancol ?. Coba deh ditahan dulu. Masa' kalah sama Rizky ?. Coba kamu minum air putih dan hirup minyak kayu putih ini dan gosokkan ke bawah hidung ," kata ibu seraya mengangsurkan sebotol minyak kayu putih ke Mbak Ida Dora.
Mbak Ida Dora menerima minyak kayu putih dari ibuku dengan lesu. Ia lalu menyandarkan kepalanya pada headrest mobil. Mobil kami melaju kencang memasuki tol dalam kota dan tak lama kemudian menuju tol Tanjung Priok.
"Buuu..Ibuuu!!..kita ada diatas yaaa!," tiba-tiba Mbak Ida Dora menjerit ketakutan sambil melihat keluar kaca jendela yang menampilkan pucuk-pucuk pepohonan dan bubungan rumah.
Ayah dan Pak Jono terkekeh geli.
"Iyyyaa Idaa..kita lagi berada diatas nih. Jalannya bertingkat dua," kata ibu meladeni pertanyaan home-assistant-nya yang lugu itu dengan sabar.
"Di kampung saya nggak ada kayak begini lho, bu. Koq bisa-bisanya ya bikin jalan bertingkat dua. Orang Jakarta pada pintar-pintar ya. Nanti ta' ceritain simbok karo mbakyu-ku neng kampung," ujar Mbak Ida Dora seraya menggeleng-gelengkan kepala dengan takjub. Ibu hanya tersenyum simpul.
Pukul 11.00 siang, kami tiba di area
Seaworld-Ancol. Meski sudah bukan musim liburan sekolah wahana ini tetap ramai dikunjungi. Setelah membeli tiket, kami berempat memasuki Seaworld Indonesia. Kembali Mbak Ida Dora menampakkan ketakjuban tak terhingga. Matanya melotot tak berkedip saat melihat ikan-ikan berukuran raksasa "menari-nari"di akuarium besar. Termasuk ketika melihat ikan-ikan hiu berkejaran di Shark-Q, Aquarium yang baru dibuka pada akhir bulan Juni 2005. Seaworld Indonesia yang konon memiliki koleksi 5000 ikan dari 350 spesies dan merupakan wahana terbesar kedua didunia setelah Seaworld Amerika. Aku juga menatap kagum pada kekayaan alam Indonesia dan ciptaan Allah SWT yang begitu dashyat. Adik Alya sangat gembira menyaksikan ikan-ikan berkeliaran juga warna-warna terumbu karang yang indah.
"
Guedee buangeet ya bu ikan-ikannya," komentar Mbak Ida Dora saat kami memasuki "terowongan kaca" yang menampilkan ikan-ikan yang berlarian serta "menyapa" dari atas dan samping kami. Aku sempat menjerit ketakutan dan bersembunyi dibahu ayah ketika seekor ikan pari raksasa melewati kepalaku. Kami melewatkan waktu selama 2 jam di Seaworld dan kembali ke mobil setelah sebelumnya kami singgah membeli boneka bantal "Nemo" dan hiasan ikan di counter souvenir Seaworld.
"Bagaimana Ida, masih pusing nggak ?," tanya ayahku.
"Nggak Pak. Udah seger lagi pikirannya habis lihat ikan," sahut Mbak Ida Dora tersipu.
Kami tidak langsung pulang dari Seaworld, tapi sempat berputar di Pantai Marina dan keluar merasakan hembusan angin laut yang menyegarkan.
Sesuai janji ayah sebelumnya, setelah dari Seaworld, kami langsung menuju Electronic City-SCBD, membeli TV 29" baru. Ayah memilih
TV TCL Type 2990 PF yang memiliki harga terjangkau namun berfitur lengkap dan sudah berlayar datar. Sayang sekali kami tidak bisa membawanya langsung karena toko di SCBD hanya menyediakan display unitnya saja dan akan diantar ke rumah keesokan harinya.