SELAMAT JALAN PAK HAJI MITRA...
SEBUAH kabar duka datang ketika aku, Alya dan ibuku baru saja kembali mengantarku belajar di Play Group RIMA ALAMANDA, Hari Selasa, 1 Mei 2007. Pak Haji Mitra Kamal, tetangga depan rumah kami (yang memiliki toko serba ada dan pernah aku posting kisahnya disini) telah meninggal dunia dengan tenang di Rumah Sakit Pusat PERTAMINA Jakarta Pkl.11.15 karena sakit Liver yang dideritanya. Pembantu rumah Pak Haji mendatangi rumah kami dan langsung menemui ibuku. "Bu, Pak Haji sudah tidak ada. Beliau sudah meninggal," demikian kata Pembantu Pak Haji dengan mata berkaca-kaca. Saat itu hanya dia sendirian yang berada dirumah (karena seluruh keluarga Pak Haji berada di rumah sakit) dan mengaku sedikit kebingungan mempersiapkan rumah duka.
Ibuku langsung bertindak sigap menghubungi tetangga-tetangga kami (khususnya ibu-ibu) untuk membantu mempersiapkan rumah duka serta membuatkan makanan buat keluarga Pak Haji yang tentu saja pada saat itu sibuk mempersiapkan pemakaman Pak Haji Mitra. Bersama Ibu Haji Harto serta beberapa ibu-ibu tetangga yang lain, beliau menjadikan rumah kami sebagai posko untuk memasak makanan sementara sejumlah ibu-ibu yang lain membantu membersihkan rumah Pak Haji Mitra. Ibuku juga menghubungi ayahku di kantor agar sedapat mungkin cepat pulang menghadiri pemakaman tetangga dekat kami yang dermawan dan murah senyum itu.
Dua minggu yang lalu, kami sekeluarga sempat menjenguk Pak Haji Mitra di Rumah Sakit Pertamina bersama-sama Pak Andrizal sekeluarga, tetangga kami sebelah rumah. Kondisi beliau saat itu memang belum cukup membaik setelah dirawat 10 hari disana namun menunjukkan gejala lebih "sehat". Waktu itu, aku dan Alya tidak sempat menyaksikan Pak Haji Mitra, sosok yang demikian akrab bagi kami berdua. Masih aku ingat betul, jika kebetulan beliau melayani kami berbelanja ke tokonya, beliau senantiasa memberikan tambahan "bonus" permen kepadaku dan Alya. Pak Haji Mitra yang juga adalah pegawai Pertamina Cikarang, merupakan sosok yang rendah hati. Beliau sering nongkrong mengobrol bersama ayahku dan bapak-bapak tetangga lainnya didepan rumahnya serta tukang-tukang ojek yang sering menunggu penumpang di tempat yang khusus disediakan Pak Haji Mitra didepan rumahnya. Beliau pun tidak sungkan-sungkan membantu tetangga yang tertimpa musibah. Ibu Kardi, salah seorang tetangga beliau menceritakan ketika suaminya terkena PHK, Pak Haji mempersilahkan mengambil barang-barang kebutuhan pokok di tokonya dan kelak bisa dibayar ketika suaminya bekerja kembali. "Yang penting kalian tidak kelaparan dan soal bayarnya kapan-kapan saja semampu kalian setelah suami ibu Kardi bekerja," demikian tutur Ibu Kardi menirukan perkataan Pak Haji Mitra dengan keharuan mendalam.
Jenazah Pak Haji Mitra Kamal tiba di rumah duka Pkl.14.00 dan setelah dimandikan, jenazah beliau dibawa ke Mesjid perumahan karyawan Pertamina Tegal Gede Cikarang untuk dishalatkan. Selanjutnya beliau dibawa ke tempat peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum yang berlokasi tidak jauh dari kantornya, Pertamina Cikarang. Ayahku yang kebetulan bisa mendapat izin pulang lebih cepat dari kantornya mengikuti prosesi tersebut. Barisan kendaraan pelayat berjejer panjang mengantar kepergian Pak Haji Mitra yang baik hati dan sering mengajak aku dan Alya bercanda itu. Suasana muram melingkupi rumah kami. Kami sekeluarga berdua semoga arwah beliau mendapatkan tempat yang layak disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan menghadapi musibah ini.
SELAMAT JALAN PAK HAJI MITRA KAMAL...