FROM CIKARANG WITH LOVE....: MBAK AMI MINGGAT, MBAK IDA MERAPAT (Dibalik Lika-Liku Pembantu dirumah kami)

Wednesday, February 02, 2005

MBAK AMI MINGGAT, MBAK IDA MERAPAT (Dibalik Lika-Liku Pembantu dirumah kami)

DALAM sejarah kehidupanku selama ini, sudah ada 3 staff ahli ibuku (alias pembantu) yang pernah tinggal dirumah kami. Yang pertama Mbak Ira asal Wonosari-Yogya yang berusia kurang lebih 25 tahun (Nama aslinya Ngatirah, ayahku pernah coba iseng menambah namanya lebih keren dikit menjadi Sophia Ngatirah, tapi ditentang ibuku habis-habisan karena konon nama itu nggak nyambung dengan wajah Mbak Ira yang 360 derajat beda jauh dengan Sophia Latjuba, idola ayahku). Kurang lebih setahun, Mbak Ira sebelumnya pernah kerja dengan ayah dan ibu sebelum aku lahir ketika masih mengontrak rumah di Taman Aster Cibitung. Namun ia pindah ke tempat lain ketika ayah & ibu hijrah ke Jakarta. Mbak Ira kembali ke haribaan ayah bundaku setelah dibujuk untuk bergabung sejak bulan Maret 2004 sampai Mei 2004. Mbak Ira minta keluar karena katanya mau dikawinkan oleh orang tuanya di Yogya. Aku sangat sedih ketika ia pamit karena begitu telaten membimbingku. Aku masih menyimpan celengan si Tinky-Winky (tokoh teletubbies) pemberian kenang-kenangan Mbak Ira sesaat sebelum ia pergi.

Hanya berselang 2 minggu, kami mendapat pembantu baru lagi. Namanya Mbak Gini juga asal Yogya yang berusia 23 tahun (Nama Aslinya Sugini, lagi-lagi ayahku juga iseng menambah namanya menjadi Nicole Sugini, namun kemudian ditentang lagi habis-habisan sama ibuku yang menyatakan nama itu tidak ada relevansinya sama sekali dengan Nicole Kidman, juga artis idola ayahku). Dengan Mbak Gini aku tidak begitu nyaman sebagaimana dengan Mbak Ira yang begitu memperhatikanku. Ternyata ia hobi pacaran !. Ada tukang bangunan yang tengah membangun rumah Pak Haji Mitra didepan rumahku dipacarinya juga beberapa tukang ojek sempat digoda. Ayah dan ibu sampai kesal dibuatnya. Pada waktu kami sekeluarga pulang ke Yogya menghadiri pernikahan Om Dion dan Tante Ida bulan Agustus 2004, Mbak Gini juga diajak dengan harapan bisa mengurusku selama disana. Dan apa yang terjadi ?. Hanya sehari di Yogya Mbak Nicole Sugini..eh..salah Mbak Gini minta pulang ke rumah orang tuanya. Ayah dan ibu tak bisa berkata apa-apa selain pasrah menghadapi kenyataan itu. Sejak saat itu ibu jadi trauma merekrut pembantu baru. Beliau berkeras hati untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendirian. Tentu saja ayahku tidak setuju apalagi melihat kandungan ibu yang kian membesar dan memasuki usia 7 bulan.

Untunglah ada konsultan spiritual ibuku, Bu Haji Suharto, yang bertetangga dengan kami, menyodorkan Mbak Ami (Nama panjangnya Rahmiati, Keisengan ayahku muncul lagi dengan mencoba menambah lagi nama staff ahli ibuku itu menjadi Ami Permatasari, yang konon sebagai "tribute" untuk U'ut Permatasari, penyanyi dangdut idola ku dan ayah, yang tentu saja, lagi-lagi ditentang ibuku dengan alasan idola beliau--sebagai penguasa rumah tangga berotoritas penuh-- adalah Tetty Kadi, koq malah nggak nyambung ya ?) penduduk asli Cikarang yang berusia 24 tahun dan sudah memiliki satu anak berusia 2 tahun untuk jadi pembantu yang hanya mengerjakan tugas mencuci, menyetrika, menyapu dan mengepel lantai dan setelah pekerjaan selesai pulang kerumahnya serta tidak menginap dirumah. Untuk sementara kami agak terbantu oleh keberadaan Mbak Ami meski kerjaannya agak terburu-buru karena ada "tugas" yang sama dirumah yang lain.

Ketika kandungan ibu makin membesar, sejak awal ramadhan 1424 H, Om Adi, adik sepupu ayah, yang kebetulan telah habis kontrak kerjanya di salah satu perusahaan kontraktor di Jakarta, ikut bergabung bersama kami dengan tugas utama sebagai "baby sitter"ku hingga mendapat pekerjaan baru. Mbak Ami Permatasari..ups..maksudku Mbak Tetty Ami Kadi, menjalankan tugas sebagai staff ahli hingga adikku, Alya lahir. Tampaknya karena beban kerja makin meningkat (karena frekuensi kencing dan buang air Alya cukup tinggi) juga semakin banyak klien yang menggunakan jasanya, Mbak Tetty Ami Kadi, minggat dari rumah kami, tepat sehari setelah Idul Adha 1424 H , tanpa pesan sedikitpun. Ayah dan ibu sungguh kecewa atau kelakuan yang sungguh tidak gentle itu. Padahal bulan lalu ibu telah menambah gajinya dari Rp 150,000/bulan menjadi Rp 175,000/bulan meski masa kerjanya belum cukup setahun ditambah lagi sejumlah pemberian dari ibu berupa baju bekas atau bingkisan kue untuk anaknya. Ayahpun segera bergerak cepat mencari penggantinya dengan menghubungi beberapa teman. Atas rekomendasi salah seorang kawan, ayah menghubungi sebuah penyalur pembantu di Perumahan Cikarang Baru.

Dan demikianlah, hari itu, Sabtu 29 Januari 2005, sang penyalur datang kerumah membawa pembantu bernama Rupiah asal Pemalang yang berusia kurang lebih 16 tahun, panggilannya Mbak Piah (Ayahku yang kreatif abis menambah nama staff ahli baru ibuku itu menjadi Rupiah Daratista, katanya sebagai "tribute" lagi kepada Inul Daratista yang menjadi inspirator goyang pantat geal-geol fenomenal ayahku. Namun lagi-lagi, usulan itu ditolak mentah-mentah ibuku dengan alasan, beliau lebih senang goyang Shahrukh Khan, bintang film India idolanya). Sayang disayang, baru sehari dirumah, si Mbak Piah Khan, minta pulang dengan alasan sangat sepele. Katanya waktu ayahku nyetel lagu "Peter Pan" (Group Band yang lagi naik daun saat ini dimana ayahku juga jadi fans beratnya) berjudul "Mungkin Nanti", ia langsung ingat calon suaminya yang bekerja di perusahaan kayu di Pemalang. Betapa murka ayah dan ibuku mendengar penuturannya.

Hari itu juga ayah langsung menelepon agen pembantu rumah tangga untuk mencari sesegera mungkin pengganti sang staff ahli yang kebelet kawin itu. Malam itu, Senin, 31 Januari 2005, sang agen menjemput Mbak Piah Khan dan mengantar penggantinya yang bernama Mbak Ida yang baru berusia 15 tahun (Nama aslinya Saidah dan untuk kesekian kalinya, ayahku dengan kreatifitas yang tak ada habisnya menambah namanya menjadi Jennifer Saidah, katanya sih supaya agak mirip dengan Jennifer Garner pemeran serial TV "Alias" dan sekarang membintangi film "Electra" yang juga jadi idola ayahku. Untuk kesekian kalinya pula ibu menyanggah pendapat ayah yang katanya dengan tubuh kecil mungil seperti itu tidak "matching" jika Mbak Ida disamakan dengan Jennifer Garner si wanita cantik kekar itu. Kata beliau akan lebih cocok jika namanya ditambah menjadi Mbak Ida Dora, dimana Dora adalah tokoh serial kartun wanita menggemaskan yang ditayangkan di Lativi). Maka demikianlah mulai saat itu, Mbak Ida Dora telah merapat dalam pelabuhan keluarga kami yang lucu dan hangat ini.

1 Comments:

At 9:34 PM, Anonymous said...: Om... Bole minta nomor dan cpnya penyalur yang di cik- bar ? Minta tolong diemail ya ke martintheodore@ymail.com

M	Modern
U	Unnatural
H	Humorous
A	Ambivalent
M	Modern
M	Magical
A	Appealing
D	Desperate

R	Raw
I	Industrious
Z	Zany
K	Kinky
Y	Yum

A	Altruistic
U	Unnatural
L	Lovable
I	Innocent
A	Astounding

G	Glitzy
O	Old
B	Boisterous
E	Explosive
L	Lively

Wednesday, February 02, 2005

MBAK AMI MINGGAT, MBAK IDA MERAPAT (Dibalik Lika-Liku Pembantu dirumah kami)

1 Comments:

About Me

Previous Posts