ROBOHNYA RUMAH MBAH KAMI
"Met Pagi Mas. Yogya Baru ada Musibah.
Ada Gempa besar. Rumah semua rata dengan tanah.
Tp Alhamdulillah, Allah masih sayang sama kita.
Kami selamat"
From: 0818XXXXXX
Sent : 6.20 AM
Time : 27/05/06
IBU Menjerit histeris dan bergegas mencari ayahku yang sedang mengajak adikku Alya berjalan-jalan dengan sepeda mini didepan rumah.
"Yogya gempa!. Yogya gempa!. Rumah kita hancur!" teriak ibu panik seraya memperlihatkan SMS dari Om Ahmad (adik bungsu ibu yang tinggal bersama Eyang dan Mbah) kepada ayah.
Sejenak ayah tertegun. Seperti biasa, ayah berusaha menenangkan ibu yang mulai menangis.
"Coba kita hubungi si Ahmad dulu. Untuk memastikan," kata beliau seraya memencet sejumlah nomor di handphone. Ibu mengambil Alya dari sepeda dan ayah lalu menggamit tanganku kemudian duduk di sofa ruang tamu kami.
Raut wajah ayahku tegang saat menelepon Om Ahmad.
"Bagaimana Mad disana ?. Rumah kita hancur ?. Hmm..Terus ?. Bapak dengan Simbok bagaimana ?" ucap ayah sembari memborbardir dengan sejumlah pertanyaan. Aku yang duduk dipangkuan beliau merasakan kecemasan menggayuti raut wajah ayahku. Ibu terus menangis sambil memeluk adikku Alya yang tetap usil mempermainkan rambut ibu.
"Yaahh..putus," ayah mendengus kecewa. Nampaknya koneksi jaringan yang demikian padat di Yogya membuat kualitas komunikasi juga terganggu.
"Bagaimana ?" tanya Ibu tak sabar.
Ayah menghela nafas panjang. Seperti berusaha mencari untaian kalimat terbaik yang akan diucapkan pada ibu.
"Rumah kita hancur. Juga rumah-rumah disekitarnya. Gempa di Yogya betul-betul hebat pagi ini. Syukurlah, Ahmad, Bapak dan Simbok selamat," kata ayah lirih. Aku menangkap kepedihan teramat dalam dimata ayah.
Ibu terduduk lemas. Seperti terbayang oleh beliau rumah dimana ibu melewatkan masa kanak-kanaknya yang ceria dulu rubuh digoyang gempa 5,9 Scala Richter itu. Alya ikut menangis seperti menunjukkan solidaritas kesedihan serupa.
Kami termenung dalam diam.
Ayah mengelus rambutku pelan lalu beranjak menyalakan televisi. Ibu masih menangis sambil memeluk Alya. Dan berita gempa dashyat di Yogya pun menyesaki ruang keluarga kami yang juga disesaki keharuan teramat sangat.
Sementara ibuku masih menangis. Terus menangis.Catatan : Foto diambil dari www.gudeg.net