DI KOMPLEKS POMAD, MERENTANG ASA
Memandang Lugu pada kejamnya dunia..

Sejak awal tahun 2002, ayah dan ibu mengontrak rumah di Kompleks POMAD (Polisi Militer Angkatan Darat) Jl.Kalibata Tengah VII No.18 Kalibata-Jakarta Selatan. Sebuah rumah mungil dengan 2 kamar (yang untuk akses kedalam harus melalui "gang senggol") yang dimiliki oleh Bapak Koptu (Purn) I Ketut Suade.
Dari Rumah Sakit tempat aku dilahirkan, ayah dan ibu membawaku kesana. Tetangga sekitar rumah, yang mayoritas adalah keluarga pensiunan Korps POMAD dan Paswalpres begitu antusias menyambut kedatanganku. Sebuah komunitas yang sangat menyenangkan dan tulus, khas ala "barak tentara".
Eyang dan Mbah dari Yogya sudah tiba sejak 2 hari kelahiranku sementara Opa dan Oma dari Makassar datang seminggu sesudahnya untuk merayakan aqiqah/selamatan atas kelahiranku yang dilaksanakan tanggal 7 Desember 2004. Ibu-ibu Kompleks POMAD yang melaksanakan pengajian sekaligus aqiqah tersebut menunaikannya dengan khidmat dan tekun. "Pak Amril," demikian mereka menyebut ayahku. "Anaknya ganteng ya..", ucap salah seorang ibu anggota pengajian. Wah, langsung bersemu merah deh pipiku..malu.
25 NOVEMBER 2002, AKU MENATAP DUNIA..
Gagah menantang Dunia..

Tangis pertamaku melengking keras lewat tengah malam di Rumah Sakit Pasar Rebo, Pkl.01.45, Senin, tanggal 25 November 2002. Ibundaku, SRI LESTARI, masih tergeletak lemas dikamar operasi. Pisau bedah nan tajam merobek perut beliau beberapa saat yang lalu untuk mengeluarkanku dari rahim yang hangat. Lamat-lamat, dalam hitungan menit, terdengar suara azan dan qamat menerpa telingaku dari ayah, AMRIL TAUFIQ GOBEL. Pipi dan jidatku sempat basah oleh gelimang airmata harunya.
" Selamat Datang ke dunia, jagoanku..Muh.Rizky Aulia".
Tiga tahun lamanya ayah dan ibu menanti kehadiranku. Berbagai upaya dan ikhtiar dilakukan mereka untuk bisa memperoleh anak, sebagai penyambung generasi. Aku merasakan begitu bahagianya mereka menerima kehadiranku. Setiap degup jantung ibuku, aku dengar bagai lantunan melodi yang indah. Elusan lembut tangan ayah di perut ibuku setiap saat membuatku terbuai dalam kebahagiaan. Dengan berat 3,75 kg dan panjang 51 cm aku lahir ke dunia.
"Terimakasih, dok. Terimakasih", kata ayahku sambil menyalami ibu Dokter Nining Haniyanti yang menangani bedah caesar ibuku, sesaat sebelum beliau meninggalkan rumah sakit.
Hari itu, ayah bersantap sahur paling nikmat dalam hidupnya setelah bergelimang dalam ketegangan menanti kelahiranku.